Monday, 11 January 2016

Raditya Dika, Sukses Setelah Banyak Ditolak Dan Dianggap Gila


Raditya Dika sejatinya seorang penulis, bukan pelawak. Kariernya berawal sebagai blogger. Dalam menulis, gaya Radith Dika memang khas dan berbeda. Dia selalu memaparkan pengalaman pribadi yang konyol, unik, dan mengocok perut. Kini dia tenar, dompetnya tebal. Tapi, siapa sangka dulu Radith kenyang ditolak penerbit karena ide-idenya dinilai gila?
Kesuksesan dalam meniti karier sebagai menulis, membuat pria yang aslinya bernama Dika Angkasaputra Moerwani itu, memberanikan diri merambah ke jalur lain. Dia terjun ke dunia lawak, aktor, model, hingga sutradara.
Pria berumur 30 tahun itu ikut-ikutan merintis panggung stand up comedy di Indonesia. Sekarang ia dipercaya sebagai juri di program acara tersebut. Terakhir, Radith dikenal sebagai pelopor web series di Indonesia. Salah satu karyanya cukup terkenal: ”Malam Minggu Miko”.
Radith dikenal sebagai entertainer yang sering memuaskan penonton atau penggemarnya. Apa sih latar belakang yang membuatnya menggeluti beberapa profesi? “Gue membuat apa yang ingin gue konsumsi. Misalnya, gue menulis film-film yang gue buat, itu karena gue ingin melihat film dengan skenario komedi romantis sesuai selera gue,” ujar Radith di filmindonesia.
Dari banyak karya, sebagian besar cenderung ke genre komedi. Contohnya ada di buku-buku bertajuk Kambing JantanSebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005), Cinta Brontosaurus (2006),Radikus MakankakusBukan Binatang Biasa (2007), Babi NgesotDatang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang (2008), Marmut Merah Jambu (2010), Manusia Setengah Salmon (2011), dan Koala Kumal(2015).
Semuanya dipaparkan dengan gaya kocak dan mudah dicerna. Begitu juga ketika dia bermain film atau menjadi sutradara. Genre komedi seolah-olah menjadi identitas bagi Radith. “Kebetulan, guememang suka komedi. Awalnya dari baca novel LupusGue suka banget. Setelah itu gue bilang sama diri sendiri, kayaknya gue harus jadi komedian. Itu sejak gue kelas 4 SD. Akhirnya setiap gue menulis diary maupun hal-hal lain, semua larinya ke komedi,” kata peraih penghargaan The Online Inspiring Award 2009 ini.

Kreatifr dan Inovatif
Kesuksesan Radith, tidak diraih secara instan. Dia memulainya dari nol dan menguras tenaga, waktu, serta pikiran. Semua berawal dari keisengannya yang membukukan catatan harian di blog pribadi. Terutama pengalaman pribadi yang unik dan lucu. Tak disangka, keisengan dan ketelatenan dia mengisi blog pribadi itu mendapatkan respon luar biasa. Dia memenangi Indonesian Blog Award.
Berikutnya, kumpulan tulisan-tulisan pribadi itu ia coba komersilkan. Dika menawarkannya ke beberapa penerbit buku di Jakarta. Apes. Banyak penerbit yang menolak. Maklum, ketika itu, Radith bukan siapa-siapa dan idenya dianggap “gila”.
Beruntung, akhirnya ada satu penerbit yang menerima kumpulan tulisannya. Tapi, itu pun ia raih dengan susah payah. Radith harus melakukan presentasi terlebih dulu. Sejak itulah namanya mulai dikenal. Cowok asli kelahiran Jakarta melejit sebagai penulis muda kreatif dan inovatif.
Buku-bukunya laris di pasaran. Uniknya, ia selalu menampilkan identitas yang berbeda dengan penulis kebanyakan. Dalam memilih judul buku, misalnya, selalu mengandung kata bintang.
“Untuk berhasil, harus ada mimpi dan keinginan kuat untuk mewujudkannya. Passion adalah bensin untuk melakukan sesuatu. Jadi bagi gue, dalam memilih pekerjaan, passion kata kuncinya. Jangan bekerja karena pekerjaannya bergengsi, karena tuntutan orangtua, atau karena gak ada pilihan lain. Tapi bekerjalah karena kamu punya passion yang besar untuk itu,” pungkas dia.

No comments: