Monday 11 January 2016

7 Hal Unik dan Gila di Jepang



Jepang sangat menjunjung tinggi tradisi dan budaya. Budaya pop di Negeri Sakura tersebut juga mampu berkembang pesat, meninggalkan negara lain. Tapi, ada juga sisi yang gila dan unik Jepang yang membuat penasaran banyak orang dari negara lain. Berikut 7 hal gila dan unik dari Jepang yang perlu disimak:

1. Hikikomori 

Populasi dunia terus meningkat dengan cepat, tapi populasi Jepang secara perlahan malah menurun. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan hal ini. Misal, para orang dewasa yang tidak mau menikah. Ada juga karena hikikomori, atau menarik diri atau terpenjara dari kehidupan sosial.


Di Jepang, para hikikomori biasanya masih muda. Kebanyakan mereka adalah remaja dan orang dewasa berusia sekitar 20 tahunan yang menarik diri dari lingkungan sosial secara total. Tidak ada penjelasan yang jelas tentang naiknya jumlah hikikomori. Namun beberapa faktor penyebab adalah tekanan akademik yang intens, serta melesatnya teknologi internet yang membuat mereka tidak mau keluar rumah.

2. Kodokushi

Meninggal tanpa ada seorang pun yang tahu adalah hal yang tragis. Di Jepang hal tersebut sering terjadi. Jepang banyak memiliki penduduk berusia tua, bahkan satu dari lima orang di Jepang berusia di atas 65 tahun. Bahkan banyak di antaranya hidup sehat hingga usia 80 dan 90an. Para orang tua ini seringkali akhirnya meninggal sendirian di rumahnya tanpa diketahui hingga beberapa bulan dan bahkan tahun. Fenomena inilah yang disebut kodokushi atau meninggal dengan kesepian.


Japan’s National Broadcast Network pada tahun 2013 mencatat ada 2000an kasus seperti ini, terutama di antara pria yang minim hubungan sosial. Karena itulah ada perusahaan di Jepang yang pekerjaannya membersihkan apartemen orang-orang yang meninggal seperti ini. Mereka juga membersihkan noda bekas yang tertinggal dari mayat yang mulai membusuk.

3. Hutan Aokigahara


Meski angka pembunuhan sangat rendah di Jepang, namun negara ini terkenal memiliki tingkat bunuh diri yang tinggi. Awalnya bunuh diri secara budaya diterima sebagai tindakan mulia dan sebagai cara melindungi harga diri dan reputasi keluarga. Sekarang, pandangan seperti ini sudah banyak berubah. Bunuh diri memang tidak menyelesaikan masalah.

Salah satu tindakan bunuh diri yang paling sering dilakukan adalah dengan melompat ke kereta yang lewat. Hal ini sudah sering menjadi masalah hingga akhirnya perusahaan kereta api akan memberikan denda pada keluarga orang yang bunuh diri. Alasannya, menimbulkan ketidaknyamanan. Di Jepang juga ada hutan Aokigahara, salah satu tempat favorit banyak orang untuk bunuh diri!

4. Karoshi

Karoshi secara harfiah berarti “death from over work” atau kematian yang disebabkan oleh kerja yang berlebihan. Kematian itu biasanya disebabkan oleh serangan jantung, stroke atau bahkan bunuh diri akibat tidak tahan menghadapi tekanan di tempat kerja. Kejadian ini dilaporkan pertama kali pada tahun 1969. Seorang pria berumur 29 tahun tewas setelah terserang stroke akibat terlalu capek bekerja. Rata-rata pekerja disana hanya tidur empat jam dalam sehari. Pada 2002, seorang manager quality control Toyota meninggal dunia pada usia 30 tahun setelah bekerja lembur sebanyak 80 jam sebulan, selama enam bulan.


Faktor budaya juga mempengaruhi fenomena ini. Budaya bekerja keras sangat dijunjung tinggi di Jepang karena hal inilah yang dipercaya telah mampu membuat Jepang bangkit setelah kekalahan dalam Perang Dunia II. Masyarakat Jepang menjunjung tinggi pengorbanan diri demi kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi. Pemerintah Jepang telah menghimbau perusahaan melunakkan kebijakan lembur bagi karyawan agar loyalitas tetap terjaga, tanpa mengabaikan kesehatan mereka.

5. Yaeba

Yaeba adalah tren gigi gingsul buatan. Caranya? Gigi taring dipanjangkan, sedangkan gigi geraham bagian tengah didorong sedikit. Tren yaeba ini banyak dilakukan remaja perempuan yang bertujuan tampil menggemaskan pada saat tersenyum.


Yaeba sendiri berkembang karena penampilan beberapa pesohor yang bergigi gingsul  seperti model Lara Stone, Georgia Jagger, Jessica Hart dan si bintang film Hollywood, Kristen Dunst atau Nabila JKT48. Senyum mereka tampak menawan dengan gigi gingsul. Remaja putri di Jepang harus merogoh kocek sebesar Rp 3,5 juta untuk mengikuti tren yaeba.

6. Dekotora

Jika supir truk di Indonesia mungkin lebih senang menggambar bak truk dengan sosok wanita dan tulisan menggelitik seperti ‘Kutunggu Jandamu’ atau ‘Tak Pulang Tak Ada Uang’, maka supir truk di Jepang menghabiskan waktu (dan uang mereka) untuk mendekorasi truk.


Dikenal dengan nama Dekotora (kombinasi kata bahasa Inggris ‘decoration’ dan ‘truck’), mereka membuat truk dihiasi lampu sampai kotak-kotak desain superrumit. Tata cahaya terang, terutama di malam hari pasti membuat Dekotora menjadi bahan perhatian.

7. Kosupure

Kosupure atau cosplay adalah hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, dongeng, permainan video, penyanyi, musisi idola, dan film kartun.


Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.





Sumber  : efekgila

No comments: